Kamis, 25 Februari 2010

Presiden Memperingati Maulid Nabi Muhammad 1431 H di Istana

Presiden SBY dan Ibu Ani memperingati Maulid Nabi Muhammad di Istana Negara, Kamis (25/2) malam. (foto: abror/presidensby.info)
Presiden SBY dan Ibu Ani memperingati Maulid Nabi Muhammad di Istana Negara, Kamis (25/2) malam. (foto: abror/presidensby.info)
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun 1431 Hijriah atau biasa kita kenal dengan istilah Maulid Nabi di Istana Negara, Kamis (25/2) malam. Hadir pula Wapres Boediono dan Ibu Herawati, serta para menteri.

Esensi peringatan maulid nabi, kata Presiden SBY dalam sambutannya, sesungguhnya untuk meneladanani setiap pikiran, ucapan, dan tindakan Nabi Muhammad. “Kita patut meladani buah pikiran yang cerdas dan jernih, ucapan yang santun dan lembut serta tindakan yang arif dan bijaksana. Itulah perilaku yang diwarnai oleh akhlak mulia, akhlaktul karimah,” kata Presiden SBY.

Presiden mengatakan, Islam sangat mengutamakankan nilai keadilan, dan contoh yang diberikan oleh Rasulullah adalah keadilan yang dapat dirasakan kaum lemah dan marjinal. “Oleh karena itu pembangunan yang kita lakukan harus memberikan rasa keadilan bagi kaum lemah. Kita harus memberikan perhatian yang besar kepada anak-anak yatim, orang tua yang tidak berdaya, para penyandang cacat serta kaum duafa yang lemah dan miskin,” ujar Prsedien.

“Keadilan juga harus kita terapkan dalam penegakan hukum. Hukum ditegakkan dalam proporsi yang sepatutnya dengan mengedepankan azas keadilan dan hati nurani,” Presiden menambahkan.

Perilaku Rasulullah yang santun dan penuh etika, lanjut SBY, haruslah menginspirasi kita dalam mewujudkan demokrasi di tanah air. “Demokrasi yang kita bangun harus menjauhkan diri dari tirani kekuasaan dan golongan kuat, serta bentuk-bentuk pemaksaan kehendak yang justru merusak rasa keadilan,” SBY menegaskan.

Pada akhir sambutannya, Presiden SBY mengajak kita senantiasa memperteguh keyakinan dan semangat untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan negara. “Mari kita bangun negeri kita di atas fondasi keimanan dan ketakwaan yang kuat. Mari kita bangun negeri kita dengan kebersihan jiwa dan kesucian nurani sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah. Dengan meyakini dan melaksanakan ajaran itu, insya Allah, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju, sejahtera, dan berperadaban di masa depan,” ujar SBY.

Sebelum Presiden memberikan sambutan, Ketua Badan Wakaf Indonesia Muhammad Tholchah Hassan menyampaikan uraian hikmah Maulid Nabi. Tholchah berharap, kita dapat menyerap ajaran nilai-nilai dari Nabi Muhammad untuk membangun masyarakat yang religius, demokratis, sejahtera, dan berkeadilan.

Hadir pula dalam acara ini sejumlah duta besar dari negara-negara sahabat. Jumat (26/2) pagi, Presiden SBY dijadwalkan mengikuti dzikir bersama sebagai bagian dari rangkaian kegiatan memperingati Maulid Nabi. (dit)